Senin, 05 Maret 2012

Ketika Kebebasan Menjadi Api

Jika anda mendapatkan sebuah kebebasan maka buatlah aturan pada diri anda.

Buatlah aturan untuk kebebasan yang berkesinambungan

aku tak pernah berfikir untuk menjadi bebas, karena bebas yang selalu membututiku dengan pilihan yang membingungkan, nah itu mungkin yang aku rasakan sebagai mahasiswa sekarang ini. pelan - pelan dan pasti aku merasakan hal itu.

kemalasan yang semakin menjadi - jadi, membuat aku tak ingin bebas lagi. aku memang bukan dewasa namun aku bukan anak kecil lagi. aku mulai terdiam setiap kali merindukan msalah, masalah yang selalu dapat di atasi dengan keyakinan hati dan kehendak ilahi.

aku bersukur lahir di Indonesia, negara yang penuh hikmah dan makna, bukan negara miskin bukan negara yang kaya raya, hanya di negaraku tercinta ini, segalanya ada dan segalanya punya. aku sangat bersukur dengan hal ini. apalagi aku lahir di tengah Jawa Tengah, boleh dikata itu Salatiga, namun aku anak Kabupaten Semarang, hidup di desa, namun sekolah di kota. 

Semakin dewasa semakin pula bebas ternama, tidak ada penyesalan yang tercipta, semua ada hikmahnya ketika kita mensukuri hidup ini. mungkin banyak orang bilang aku ga wajar, namun aku adalah wajar, yang makan, minum, senang, sedih, hidup dan akan mati pula. aku ingin kebebasanku saat ini diikat, diikat sesuatu yang ga pernah putus, tali yang tidak tajam tidak pula menyakiti. tahukah apakah itu? sesuatu yang sesungguhnya dirindukan setiap insan, 

ketika keimanan menjadi - jadi  
ketika hati berkobar berapi - api
harap balasan yang tiada bertepi
ketika tahu, Al-Qur'an pedoman hidup sejati.

marilah saudara -saudara, kita banyak memahami bacaan - bacaan Al-Qur'an( paham = membaca + merenungkan + meresapi + diamalkan) , begitulah cara membuat negaraku ini sejahtera, sejahtera= ukuran setiap kita untuk bersukur. kita tahu itu kebaikan maka lakukanlah.

itulah pilihan saya mengapa saya ingin kebebsan yang saya miliki dibatasi. saya boleh merasa sekarang dibatasi akan tetapi akan mendapatkan balasan yang tiada terhenti, sesungguhnya aku, kamu, dan kita semuanya adalah orang - orang yang sama - sama menanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar